Desainer Indonesia di Pekan Mode New York
A
A
A
DESAINER Indonesia Barli Asmara, Dian Pelangi, dan Zaskia Sungkar mengusung kekayaan lokal kain tradisional asal Nusa Tenggara Barat (NTB) di perhelatan Couture Fashion Week (CFW) di The Crown Plaza Times Square, Manhattan, New York, Amerika, Sabtu (14/2).
“Kain Lombok NTB goes global dengan tema Tales of Tambora, enggak cuma fashion show , ini juga misi kebudayaan,” tulis Dian Pelangi di akun Instagram miliknya. Dian Pelangi membawakan kain Bima dari suku Bojo dengan membawa misi memperingati 200 tahun meletusnya Gunung Tambora. Sementara Barli mengambil tema bertajuk “Royal Lombok” yang merupakan penyelarasan dari karya sebelumnya dengan judul “Royal Javanese”.
Kemudian Zaskia memilih tajuk “Mandalika” yang bernuansa pastel dan cerah. Ketiganya menjadi desainer Indonesia yang pertama kali memamerkan busana muslin di ajang tersebut. Pada fashion show dengan nama kolaborasi ZBD for New York 2015 itu, Zaskia menyuguhkan 14 koleksi busana bernuansa pastel dan cerah, seperti abu-abu, silver , putih.
Potongan yang disuguhkan berupa cape , rok panjang lurus, rok lebar, dress berpotongan flare , dan terlihat beberapa celana pensil. Detail manik-manik serta payet di bagian pundak membuat penampilan terkesan glamor.
Dian Pelangi banyak memberikan sentuhan warna hitam yang menurutnya merupakan warna yang tepat untuk musim gugur/dingin. Adapun, koleksi Barli busana tampil dalam warna-warna bernuansa earthy, seperti cokelat, hijau, serta lebih banyak hitam.
Sementara siluetnya tetap disesuaikan dengan busana musim dingin, seperti menghadirkan blazer, cape berukuran besar, terusan maxi , jubah berbulu, sweter, hingga celana pensil, tapi tidak membentuk kaki. Barli memberikan sentuhan glamor dengan taburan mutiara hitam.
Dyah ayu pamela
“Kain Lombok NTB goes global dengan tema Tales of Tambora, enggak cuma fashion show , ini juga misi kebudayaan,” tulis Dian Pelangi di akun Instagram miliknya. Dian Pelangi membawakan kain Bima dari suku Bojo dengan membawa misi memperingati 200 tahun meletusnya Gunung Tambora. Sementara Barli mengambil tema bertajuk “Royal Lombok” yang merupakan penyelarasan dari karya sebelumnya dengan judul “Royal Javanese”.
Kemudian Zaskia memilih tajuk “Mandalika” yang bernuansa pastel dan cerah. Ketiganya menjadi desainer Indonesia yang pertama kali memamerkan busana muslin di ajang tersebut. Pada fashion show dengan nama kolaborasi ZBD for New York 2015 itu, Zaskia menyuguhkan 14 koleksi busana bernuansa pastel dan cerah, seperti abu-abu, silver , putih.
Potongan yang disuguhkan berupa cape , rok panjang lurus, rok lebar, dress berpotongan flare , dan terlihat beberapa celana pensil. Detail manik-manik serta payet di bagian pundak membuat penampilan terkesan glamor.
Dian Pelangi banyak memberikan sentuhan warna hitam yang menurutnya merupakan warna yang tepat untuk musim gugur/dingin. Adapun, koleksi Barli busana tampil dalam warna-warna bernuansa earthy, seperti cokelat, hijau, serta lebih banyak hitam.
Sementara siluetnya tetap disesuaikan dengan busana musim dingin, seperti menghadirkan blazer, cape berukuran besar, terusan maxi , jubah berbulu, sweter, hingga celana pensil, tapi tidak membentuk kaki. Barli memberikan sentuhan glamor dengan taburan mutiara hitam.
Dyah ayu pamela
(ftr)